Valeria Sonata

Valeria Sonata, S.Si., M.M., M.Th. lahir 22 Mei 1977 di Jakarta. Menyelesaikan pendidikan S-1 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1999. Gelar Magi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ayo Ber-Virtual Reality - Tantangan Hari ke-141 TantanganGurusiana
Serunya VR, dunia maya yang seakan benar-benar nyata.

Ayo Ber-Virtual Reality - Tantangan Hari ke-141 TantanganGurusiana

Bagaimana menciptakan suasana belajar yang bahagia untuk siswa di saat pembelajaran jarak jauh? Sebuah surat uneg-uneg siswa membuat saya sedih sekaligus bersyukur. Sedih, mengetahui kenyataan bahwa sebagai guru, saya termasuk barisan yang telah membuat siswa menjadi tertekan meghadapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Membuka kelas online, memberikan tugas dan deadline, mengunggah video pembelajaran, mengajar online dengan sistim kuliah; semua ini membuat siswa merasakan pembelajaran daring menjadi garing. Bersyukur, karena surat tersebut telah membuka mata saya akan kejenuhan proses PJJ, di mana saya sendiri turut melakukan hal tersebut.

Sebuah pengalaman luar biasa tanggal 29 Februari-1 Maret 2020 lalu di acara “Training of Trainers Virtual Reality” mentransformasi pemikiran saya. Saya beranikan diri mencobanya sendiri dalam kelas PJJ untuk menjawab kebutuhan anti garing ini. Dan hasilnya sungguh di luar dugaan. Setidaknya 3 masalah besar yang saya hadapi terjawab, yakni

1. Dari segi psikologis, menyelesaikan masalah kejenuhan siswa. Minat siswa akan pelajaran meningkat, dan siswa menikmati proses pembelajaran,

2. Dari segi kognitif, menjawab tantangan untuk mengaplikasikan pembelajaran berbasis HOTS,

3. Dari segi keterampilan, tetap membina siswa dengan praktek melalui laboratorium (virtual).

Sebagai seorang guru kimia, poin terakhir ini tentunya amat sulit dilakukan apalagi dengan kondisi pandemi ini. Padahal pelajaran ilmu pasti tak bisa lepas dari praktek laboratorium. Di pelatihan itu, saya sangat takjub melihat karya-karya pionir guru dari berbagai bidang studi yang luar biasa. Sebut saja, video tentang peredaran darah dan pencernaan (di mana siswa ikut berpetualang masuk ke dalam tubuh); video uji analisa jamur, video mahluk prasejarah yang dapat bergerak, video candi-candi peninggalan kerajaan Indonesia, video mengelilingi Ka’bah (tawaf) di Masjidil Haram, dan lain-lain.

Apa saja yang dibutuhkan seorang guru untuk bisa membuatnya? Sebuah aplikasi anak bangsa bernama Millealab telah dikembangkan untuk menjawab situasi Pendidikan Indonesia. Komputer/laptop dengan RAM 2 GB sudah dapat digunakan untuk membuat konten video VR. Aset sudah tersedia tinggal diunduh saja untuk digunakan. Jika ingin aset lain yang tidak ada di aplikasi, tinggal minta atau unggah saja ke Millealab.

Bagaimana dengan siswa? Yang dibutuhkan adalah handphone dan kacamata VR. Kacamata VR tersedia mulai harga Rp 20.000,- dan dapat dibeli di banyak toko online. Jika ingin membuatnya sendiripun bisa.[1]

Proses pembuatan video VR sama seperti membuat sebuah cerita. Yang perlu kita lakukan adalah membuat kerangka karangan, menetapkan tokoh utama (biasanya siswa sendiri) dan tokoh pembantu, membuat dialog percakapan, hingga merancang background (tempat kejadian). Ada berbagai interaksi yang bisa disisipkan di dalam video, yakni dialog, video, kuis, hingga portal (untuk menghubungkan suatu cerita dengan cerita lain). VR dapat diaplikasikan untuk semua bidang studi, dan juga bagi pendidikan usia dini sampai lanjutan.

Sayangnya, teknologi ini belum banyak peminatnya. Saya jadi berandai-andai. Jika saja ada banyak guru yang tergugah untuk ikut ber-VR, tentunya kita bisa saling bertukar template video ciptaan kita. Mudah-mudahan saja akan banyak guru penggerak VR yang tergugah. Jika ada yang tertarik, monggo…. saya akan dengan senang hati berbagi ilmu tentang aplikasi ini.

[1] Link untuk membuat sendiri kacamata VR dari karton : https://www.instructables.com/id/DIY-You-Virtual-Reality-Headset-Google-Cardboard/

Membuat sendiri kacamata VR dari karton, tinggal print skemanya, potong dan rangkai.

Tampilan layar saat pembuatan video VR menggunakan aplikasi Millealab

Valeria Sonata, S.Si., M.M., M.Th. lahir 22 Mei 1977 di Jakarta. Guru kimia SMA ini menyelesaikan pendidikan S-1 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1999. Meraih gelar Magister Manajemen di universitas yang sama tahun 2002. Mengajar kimia SMA sejak tahun 2005 hingga sekarang. Tahun 2016 meraih gelar Master Teologia, dan sekarang masih melanjutkan studi S-3 nya di Sekolah Tinggi Teologi Injii Indonesia. Saat ini menjadi pengurus di GPL DKI Jakarta. Penulis dapat dihubungi di 085714703996 (HP dan WA) atau melalui email [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post